Ini kisah tragis seorang Calon Bupati kota Ponorogo. Yuli di kenal sebagai seorang pengusaha di kota Ponorogo. Dengan kepopulerannya sebagai pengusaha itulah, ia kemudian dicalonkan oleh Partai Demokrat sebagai Calon Bupati Ponorogo.
Tetapi semua hasil jerih payahnya selama puluhan tahun itu tidak bisa membiayai dirinya untuk menjalankan mesin politiknya. Dan bisa di tebak, untuk membiayai kampanyenya tersebut ia meminjam uang ke berbagai pihak guna melancarkan ambisinya untuk menjadi Bupati Ponorogo.
Kenyataan sering kali tidak sejalan dengan mimpi dan harapan, begitu pula dengan Yuli. Ia kalah dalam Pilkada dan ia pun harus menanggung hutang yang jumlahnya tidak kecil, yaitu sekitar 3 milyar rupiah. Pihak kreditorpun datang silih berganti untuk menagih hutang-hutang yang telah di berikan kepada Yuli.
Karena hutang-hutangnya yang tidak kunjung terbayarkan, akhirnya pihak-pihak yang memberikan pinjaman kepada Yuli menempuh jalur hukum. Singkat cerita, Yuli di putuskan bersalah oleh Pengadilan setempat dan di hukum penjara.
Selama di dalam penjara Yuli menderita stress berat dan semakin lama kondisi kejiwaannya terganggu. Ia kemudian di pindahkan dari Penjara ke sebuah Rumah Sakit Jiwa di kota Ponorogo. Di Rumah Sakit Jiwa, ia pernah mencoba bunuh diri dengan menenggak sepuluh butir obat sakit kepala, tetapi ia dapat di selamatkan oleh pihak Rumah Sakit Jiwa.
Setelah gagal dengan percobaan bunuh dirinya itu, ia melarikan diri dari Rumah Sakit Jiwa dengan hanya mengenakan celana dalam. Di sebuah desa, ia kembali mencoba untuk bunuh diri, kali ini dengan jalan menggantung diri. Tetapi aksinya ini dapat di cegah warga dan nyawa Yuli pun terselamatkan kembali.
Tak lama setelah itu ia kembali mencoba bunuh diri kembali dengan menceburkan diri ke dalam sungai yang airnya dangkal. Ketika warga hendak menolongnya, ia malah mengamuk dan mengeluarkan makian. Kasihan sekali nasibmu, sudah gagal jadi Bupati, bunuh diripun gagal.